Senin, 08 November 2010

Sistem Perekonomian dan Perminyakan di Timor leste
Husi: Cornelio Pophy Gusmão
Organizasaun: MEFE-TL,Fitun Korenti Ekonomi TL,Pasukan Pembela Rakyat,UEUDB,UNEAQ,KEJN



BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Sesudah memperoleh kemerdekaan total dari pemerintah transisi yang yang dibentuk oleh Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) pada tahun 2002 pemerintah aktual dihadapkan pada barbagai persoalan ekonomi dimana tingkat kesempatan kerja yang ada tidak mengimbangi tingkat penanguran yang ada, pembanguan ekonomi terkonsentrasi di pusat kota, tingkat pertumbuhan ekonomi relatif meningkat dengan lambat dan masalah – masalah ekonomi lainya, disamping itu juga Negara ini di arahkan untuk mandiri dimana besarnya dana bantuan luar negeri bagi pembangunan diturunkan sehingga menyebabkan pemerintah harus menyediakan alternatif lain untuk menfasilitasi dan mampu menutupi jumlah kekurangan dana pembangunan yang direncanakan. Kondisi ekonomi sangat mempengaruhi tingkat pertumbuhan ekonomi hal ini dapat memperlambat perkembangan ekonomi karena pemerintah tidak mempunyai dana yang cukup (deficit anggaran) untuk melakukan pembangunan pada sektor-sektor yang ada dan akan memperburuk keadaan ekonomi Negara, maka Negara harus mempunyai surplus atau pendapatan Negara untuk menutupi kekurangan dana pembangunan yang telah terencana dalam rencana pembanguana.
Terlihat adanya perubahan yang dramatis sesudah Negara ini keluar dari konflik. Meningkatnya perubahan Product Domestic Bruto (PDB) yang terjadi disegala sektor hal ini dapat dilihat pada tingkat persentsi PDB rill pada tahun 2001 dan 2002 yang meningkat sebesar 15% dan tahun berikutnya menjadi 18 % dimana setingkat dengan PDB rill tahun 1999 (data laporan UNDP) dan perubahan itu sendiri sangat kentara di Ibukota Negara ini.
Suatu perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan atau perkembangan jika tingkat kegiatan ekonominya meningkat atau lebih tinggi jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Dengan kata lain, perkembangannya baru terjadi jika jumlah barang dan jasa secara fisik yang dihasilkan perekonomian tersebut bertambah besar pada tahun-tahun berikutnya. Tingkat Pertumbuhan ekonomi merupakan nilai ukur matematis pada perubahan ekonomi yang terjadi dalam satu tahun, pertumbuhan ekonomi akan mengambarkan tingkat perubahan dan perkembangan ekonomi yang terjadi dalam suatu negara. Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi oleh masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat. Masalah pertumbuhan ekonomi dapat dipandang sebagai masalah makro ekonomi dalam jangka panjang. Dari satu periode ke periode lainnya kemampuan suatu negara untuk menghasilkan barang dan jasa akan meningkat. Kemampuan yang meningkat ini disebabkan karena faktor-faktor produksi akan selalu mengalami pertambahan dalam jumlah dan kualitasnya. Dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi perlu adanya berbagai faktor ekonomi yang diharapkan dapat digunakan untuk menfasilitasi proses perkembangan dan perubahan tersebut. Pertumbuhan ekonomi tidak terlepas dari proses pembanguan nasional yang direncanakan oleh pemerintah dalam jangka waktu satu tahun maupun jangka panjang (20 tahun kedepan).
Perekonomian suatu Negara adalah ujung tombak dari kemakmuran bangsa dan rakyat, sejarah awal pembangunan ekonomi Timor Leste menunjukan bahwa Negara ini membangun ekonomi dari dasar dimana sebagian besar dana subsidi dari donator dialokasikan untuk pembangunan fisik dan dana untuk pemulihan sektor-sektor. Pada dasarnya pembangunan nasional merupakan proses perubahan secara menyeluruh dan bersifat kesinambungan dalam jangka waktu tertentu (biasanya dalam jangka waktu lima tahun). Seperti yang diketahui bahwa cakupan pembangunan nasional sangat luas dan sangat varian indikatornya dimana melibatkan berbagai sektor yang ada, Pengadaan pembangunan nasional dilakukan untuk merespon misi dan visi pembangunan itu sendiri yaitu kemakmuran bangsa dan kesejahteraan rakyat seperti yang digariskan dalam konstitusi melalui peningkatan out put sektor sektor yang ada. Pembangunan nasional yang direncanakan berdasarkan jangka waktu (jangka pendek, menegah maupun jangka panjang) tidak terlepas dari kondisi rill yang terjadi dimasa sekarang, dimana fenomena-fenomena ekonomi riil sekarang menjadi landasan untuk menafsirkan keadaan ekonomi yang akan datang.
Pada tahap awal pelaksanaan pembangunan nasional, struktur penerimaan negara negara-negara dunia ketiga didominasi oleh penerimaan dari sektor migas.
Gambar 1: prediksi pendapatan migas tahuhan RDTL





Sumber boleting lao hamutuk
seperti halnya negara – negara dunia ketiga lainnya Timor Leste cenderung memperoleh divisa dari hasil investasi di sektor migas dan non migas yang baru dimulai beberapa tahun yang lalu. Pengolahan atau eksplorisasi hasil kekayaan minyak dan gas alam merupakan salah satu alternatif pendapatan pemerintah selain alternatif lahan pendapatan lainnya yang dapat digunakan untuk membiayai proses pembangunan yang sedang dilaksanakan maupun kedepan, tiap tahun pemerintah melakukan perencanaan pembangunan melalui Rencana Anggaran Dasar Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) dimana disahkan oleh perlamen menjadi Anggaran Dasar Pendapatan Belanja negara (APBN), dana pembiayaan APBN sendiri diperoleh dari dana bantuan luar negeri dan dana pendapatan pemerintah sektor migas yang dinamakan Petrolium Fund (FP).
Negara Timor Leste sendiri mempunyai kekayaan alam yang cukup untuk diproduksi, potensi alam seperti minyak gas dan sektor pertanian merupakan potensi-potensi yang dapat memberikan kontribusi devisa bagi pendapatan negara. Dalam kontitusi RDTL pemerintah diberi wewenan dan hak yang penuh dalam mengolah dan menggunakan kekayaan alam yang ada demi kepentingan nasional (kontitusi RDTL, pasal 138), kontitusi memberikan peluang bagi pemerintah untuk mengolah segala kekayaan alam termasuk minyak dan gas demi kesejahteraan rakyat. Hingga beberapa tahun terakhir pemerintah telah mengunakan dana pendapatan sektor migas dalam membiayai proses pembangunan melalui dana Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) tiap tahun, pendapatan sektor migas baru diperoleh dan dialokasikan oleh pemerintah pada tahun anggaran 2005 hingga sekarang,
gambar 2. Proyeksi pertumbuhan ekonomi pada migas dan non migas






Sumber: Buleting Lao Hamutuk edisi vol 6. No.4 nop, 2005
Melihat kontribusi dari pendapatan sektor migas pada proses pembangunan ekonomi seperti yang dijelaskan diatas sangat besar maka penulis mengankat judul : Pengaruh Pengunaan Pendapatan Migas Terhadap Pertumbuhan Ekonomi dimana dalam masalah ini penulis ingin melihat tingkat perkembangan ekonomi dan besarnya perubahan yang telah terjadi dan yang akan terjadi bila besarnya pengunaan dana Fundu Petrolium (FP) ditambah atau dikurangi.

1.2 Perumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
• Sejauh mana penggunaan dana petroleum pada APBN dapat berpengaruh pada tingkat pertumbuhan ekonomi?

1.3 Batasan Masalah
Penelitian dan penulisan ini hanya sebatas pada tingkat pertumbuhan ekonomi Timor Leste yang terjadi akibat adanya penggunaan dana pendapatan petrolium pada Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) dari tahun 2004-2008

1.4 Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah diatas penulis mendeskripsikan suatu jawaban yang bersifat sementara untuk menjawab masalah tersebut dan memastikannya dengan suatu penelitian, yaitu
• ada pengaruh pengunaan dana petroleum dapat terhadap tingkat pertumbuhan ekonomi Timor Leste.

1.5 Tujuan dan Kegunaan
1.5.1 Tujuan
Tujuan dari penelitian masalah ini adalah.
a. Untuk mengetahui besarnya pengunaan dana petroleum pada APBN dan melihat tingkat pertumbuhan ekonomi yang terjadi di Timor Leste.
b. Untuk mengetahui hubungan dan pengaruh pengunaan dana petroleum terhadap pertumbuhan ekonomi di Timor Leste.
1.5.2 Kegunaan
Adapun kegunaan yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini yaitu:
a. Bagi pemerintah
Dihapkan hasil penelitian ini dapat digunakan oleh pemerintah Timor Leste sebagai landasan pengambilan keputusan dalam mengalokasikan dana fundu petroleum pada dana pembiayaan pembangunan nasional.

b. Bagi Masayarakat
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi baru untuk menambah pengetahuan bagi masyarakat.
c. Bagi Penulis
Sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana di fakultas ekonomi Universidade Nasional Timor Loro Sa’e (UNTL)

1.6 Sistematika Penulisan
Bab I PENDAHULUAN
Pada bab ini peneliti mendeskripsikan sejarah pembangunan ekonomi Timor Leste secara deduktif dan menjelaskan menejemen pengunaan pendapatan migas terhadap pembangunan ekonomi melalui dana Anggaran Pendapata Belanja Negara (APBN) tiap tahun, dimana seperti yang digariskan kontitusi RDTl yang dimulai pada tahun 2004 oleh pemerintah. Penjelasan ini dideskripsikan secara induktif dan merumuskan masalah yang berhubungan dengan variable yang telah di identifikasi dan memberikan sebuah jawaban yang sementara atas permasalah tersebut guna guna menindaklanjuti kebenaranya kedepang.


Bab II TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini peneliti mengunakan pemikiran-pemikiran beberapa pakar untuk mendukung permasalah yang ada. Dan pada bab ini sebagai landasan berpikir ilmiah yang digunakan untuk mendukun jawaban permasalah.

Bab III METEDEOLOGI PENELITIAN
Untuk mendukung jawaban sementara yang ada pada bab ini penulis mengunakan metedeologi penelitian dimana peneliti mengunakan angka dan formulasi statistik maupun ekonometrika sebagai landasan penelitian dan analisis hasil penelitian.
Bab IV INTERPRETASI HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam bab pembahasan ini penulis menintrepertasikn hasil penilaian data penelitian yang diolah program SPPS secara prediksi maupun menjelaskan hubungan variabel yang ada, berdasarkan alat analisis yang telah ditentukan peneliti dalam penyusunan karya ilmiah ini.

Bab V Kesimpulan
Menyimpulkan secara detail hasil pembahasan berdasarkan pada interpretasi data penelitaian yang telah dibahas dalam Bab sebelumnya. Serta menyarangkan beberapa saran kepada semua komponen yang berkompetisi untuk menindaklanjuti kelemahan maupun kekurangan yang ditemukan dalam penelitian ini.

















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Teori Pendapatan Migas

3.1.1 Pengertian Umum Pendapatan
Menurut teori Gilarso (1993:50), mengartikan bahwa bila pendapatan para konsumen naik, maka mereka dapat membeli lebih banyak dari segala macam barang dan jasa, sehingga jumlah yang diminta dari suatu barang tertentu akan ikit naik sesuai dengan pendapatannya.
Noporin (2002:31), mendefinisikan bahwa pendapatan atau income dari masyarakat adalah hasil penjualan dari faktor-faktor produksi yang digunakan oleh masyarakat.
Muana (2002:14), mendefinisikan pendapatan perorangan (personal income) merupakan pendapatan agregat yang berasal dari berbagai sumber yang secara actual diterima oleh seseorang atau rumah tangga.
Sigit Purnomo (1994:61), mengartikan bahwa pendapatan adalah semua barang dan jasa atau uang yang diterima dalam periode tertentu.
Bintaro A. dan Titi Supriadi (1994:61), mendefinisikan bahwa pendapatan adalah semua barang dan jasa serta uang yang diterima atau diperoleh dalam suatu periode tertentu.
Irawan Suparmoko (2002:59), mendefinisikan bahwa pendapatan adalah untuk mempertahankan tingkat pendapatan, investasi harus dapat menutup tabungan atau apa yang ditabung kemarin harus diinvestasikan hari ini atau investasi hari ini sama dengan tabungan kemarin.
Soerjono Soekanto (1994:20), mendefinisikan bahwa pendapatan adalah suatu barang yang dimiliki oleh masyarakat berupa uang, harta benda, ilmu pengetahuan dan lain sebagainya.
Prathama dkk, (2001:21-22), berpendapat bahwa pendapatan yang diterima dari sector perusahaan berupa gaji, bunga, sewa dan devident (labah), sedangkan dari sector pemerintah pendapatan yang diterima oleh rumah tangga berupa upah atau gaji, bunga dan pendapatan non balas jasa, dengan pendapatan inilah yang digunakan oleh rumah tangga untuk konsumsi barang dan jasa.
Kosim (1999:53), mengartikan bahwa pendapatan masyarakat adalah sejumlah uang yang diterima oleh masyarakat dalam jangka waktu tertentu dan apabila semakin tinggi pendapatan yang diterima oleh masyarakat maka semakin banyak pula uang yang beredar.
Samuel dan Nordhaus (1992:253), mengartikan bahwa pendapatan masyarakat adalah jumlah seluruh uang yang diterima oleh seseorang. Sedangkan pendapatan perkapita merupakan pendapatan rata-rata penduduk suatu negara pada periode tertentu sehingga pendapatan perkapita ini dijadikan suatu ukuran yang paling umum untuk menunjukkan tingkat kesejahteraan masyarakat dalam suatu negara.
Niel Morder (1993:22), mendefinisikan bahwa tingkat pendapatan adalah sesuatu yang diperoleh dari hasil kerja sebagai balas jasa dari pada pekerjaan berupa uang apabila makin tinggi tingkat pendapatan maka makin tinggi pula keingginan untuk memenuhi kebutuhan.
Menurut Milton. Ferdinand tentang Hipotesis pendapatan (Income Hipotesis) dapat dibagi menjadi 2 yaitu pendapatan Permanen (Permanent Income) dan pendapatan sementara (Transitong Income).
Defenisih pendapatan permanen adalah pendapatan yang dapat di terima pada setiap periode tertentu dan dapat diperkirakan terlebih dahulu. Sedangkan pendapatan sementara adalah penghasilan yang tidak dapat diharapkan terlebih dahulu dan nilai posisi baik apabila nasib baik.
Menurut Samuelson dan Nordhaus (1992:258) pendapatan masyarakat merupakan jumlah seluruh uang yang diterima oleh seseorang atau rumah tangga keluarga, sedangkan pendapatan perkapita merupakan pendapatan rata-rata penduduk suatu negara pada suatu periode tertentu sehingga pendapatan perkapita ini dijadikan ukuran yang paling umum untuk menunjukan tingkat kesejahteraan masyarakat dalam suatu negara (Kosim 2000: 23).
Berbicara pendapatan, dari gambaran lapangan usaha maka jumlah pendapatan yang diterima oleh masyarakat dari seluruh kegiatan usaha rumah tangga keluarga, wilayah selama waktu tertentu bisa disebut pendapatan rumah tangga/masyarakat. Kalau luas wilayah meliputi suatu negara, maka pendapatan tersebut dikenal dengan pendapatan nasional. Untuk menentukan besarnya pendapatan, maka berdasarkan hasil analis terhadap pola-pola pertumbuhan hispotessis di negara-negara yang sudah maju. (Rustian Komaluddin, 1998 : 46).
Menurut Samuelson seperti yang dikutip oleh Suryana, pendapatan nasional (national income) adalah produk barang dan jasa yang dihasilkan masyarakat dalam suatu perekonomian yang dinyatakan dalam satu tahun tertentu (Suryana, 2000 : 9).
Menurut Hasibuan seperti yang dikutip oleh Suryana (2000 : 8) mengemukakan bahwa, besarnya pendapatan nasional akan menentukan besarnya pendapatan per kapita. Pendapatan per kapita sering dianggap sebagai gambaran tingkat kesejahteraan. Sedangkan besarnya pendapatan per kapita sangat erat kaitannya dengan pertambahan penduduk. Sehingga apabila pertambahan pendapatan nasional lebih besar dari pertumbuhan penduduk, maka tingkat pendapatan per kapita penduduk meningkat. Sebaliknya apabila tingkat pertambahan pendapatan nasional lebih kecil dari pertambahan penduduk, maka pendapatan per kapita mengalami penurunan.
Menurut Mulia Nasution (1997 : 98) bahwa tingkat pendapatan sangat dipengaruhi oleh tingkat konsumsi seseorang, karena makin tinggi pendapatan masyarakat, tingkat konsumsi sudah semakin terencana sehingga peningkatan-peningkatan pendapatan masyarakat yang berpenghasilan tinggi tidak akan mempengaruhi konsumsi.

3.1.2 Pengertian Pendapatan Migas
Pendapatan minyak dan gas mempunyai arti tersediri yang tercantum dalam pasal 6 undang-undang perminyakan timor leste yaitu:
 Pendapatan kotor Timor Leste (pendapatan pajak Timor-Leste dari setiap operasional minyak) termasuk dalam eksplorasi dan operasional yang berprospek dan pembangunan. eksploitasi, transportasi, penjualan atau ekspor minyak, dan kegiatan-kegiatan lain yang berkaitan dengan hal-hal tersebut;
 Setiap jumlah yang diterima oleh Timor-Leste dari Otoritas yang Ditunjuk sesuai denganPerjanjian.
 Setiap jumlah yang diterima oleh Timor-Leste dari investasi penerimaan-penerimaan Dana Minyak, penerimaan bersih pengeluaran manajemen termasuk pembayaran kepada Bank Sentral sesuai perjanjian manajemen yang ditunjuk di dalam Pasal 8.3.
 Setiap jumlah yang diterima dari partisipasi Timor-Leste secara langsung atau tidak langsung dalam operasional-operasional minyak; dan
Dana Pendapatan Minyak merupakan semua pendapatan yang berasal dari sumber-sumber minyak secara langsung dan tidak langsung akan dimasukkan ke dalam Dana Minyak, juga kembali kepada investasi-investasi Dana Minyak (pendapatan bersih dari pengeluaran manajemen). Semua pendapatan Dana Minyak akan masuk ke dalam sebuah ‘rekening penerimaan peruntukan (‘earmarked receipts account’). Pembukuan Dana Minyak pada 1 Juli 2005 akan menjadi pembayaran-pembayaran minyak tahap pertama yang diakumulasikan, ditambah sebuah jumlah yang ditentukan oleh pemerintah untuk memperoleh rekening pendapatan-pendapatan minyak tertinggi selama tahun fiskal waktu sekarang. ( Pasal 5 dan 6 undang – undang perminyakan)

3.1.3 Undang-Undang Dan Sistim Dana Perminyakan
Pengunaan dana minyak dan gas Timor leste diregulasikan oleh undang – undang hal ini dapat dilihat dalam gambar dibawah:
Gambar 2: sistematik pengunaan dana petrolium









sumber dari Buleting lao hamutuk 2005
Pengunaan pendapatan hasil pengolahan minyak dan gas oleh pemerintah memiliki sistim pengawasan menejemen yang di control oleh semua komponen (BPA, parlamen, gereja LSM dan Masyarakat) dalam mengaprovasi rencana penggunaan dana migas tersebut (luta hamutuk).
3.1.4 Dampak Penggunaan Dana Perminyakan.
lima tahun mendatang, Timor-Leste akan menjadi negara di dunia yang paling tergantung pada minyak, dengan 89% dari ekonominya (GDP) dan 94% dari pendapatan pemerintah diperoleh dari penjualan minyak dan gas. Ini berdampak serius pada pembangunan ekonomi di masa depan. Dalam beberapa dekade terakhir, umat manusia sudah belajar bahwa minyak dan gas tidak memberikan berkah seperti yang diidamkan oleh banyak orang, khususnya untuk mereka yang hidup di negara-negara yang memiliki minyak. Di banyak tempat, minyak merupakan faktor utama penyebab penderitaan, krisis politik, kerusakan lingkungan dan kesenjangan ekonomi, yang mengakibatkan rusaknya keamanan – internal maupun eksternal, lokal maupun global, pribadi maupun nasional.

3.2 Pengertian Pertumbuhan Ekonomi.
Pada dasarnya teori pertumbuhan ekonomi dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu teori pertumbuhan ekonomi yang bersifat histories dan teori pertumbuhan ekonomi bersifat analis. Bersifat histories adalah pertumbuhan ekonomi yang lebih menekankan pada tahapan-tahapan terjadinya pertumbuhan ekonomi sedangkan teori pertumbuhan ekonomi bersifat analis menekankan pada sebab-sebab terjadinya pertumbuhan ekonomi yang dialami suatu masyarakat (Zamroni, Ekonomi I,Hal : 35).
Menurut Samuelson dan Nordhaus (2005) bahwa ada empat faktor sebagai sumber pertumbuhan ekonomi. Faktor-faktor tersebut adalah (1) sumberdaya manusia, (2) sumberdaya alam, (3) pembentukan modal, dan (4) teknologi. Dalam hal ini pengeluaran pemerintah berperan dalam pembentukan modal melalui pengeluaran pemerintah di berbagai bidang seperti sarana dan prasarana. Pembentukan modal di bidang sarana dan prasarana ini umumnya menjadi social overhead capital (SOC) yang sangat penting dalam pertumbuhan ekonomi. SOC ini sangat penting karena pihak swasta tidak akan mau menyediakan berbagai fasilitas publik, namun tanpa adanya fasilitas publik ini maka pihak swasta tidak berminat untuk menanamkan modalnya. Dengan adanya berbagai fasilitas publik ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi dan peningkatan pendapatan.
Pertumbuhan ekonomi dapat diukur dalam dua pendekatan yaitu pendapatan per kapita dan output per kapita (van den Berg, 2005). Menurut van den Berg, ada beberapa variabel lain yang dapat digun akan sebagai ukuran pertumbuhan ekonomi yaitu (1) harapan hidup bayi, (2) lama sekolah, dan (3) tingkat kematian bayi. Tapi Samuelson dan Nordhaus (2005) menambahkan beberapa faktor lain yang digunakan sebagai ukuran pertumbuhan yaitu (1) tingkat partisipasi wanita dalam pembangunan, dan (2) tingkat buta huruf. Namun, dalam kajian ini hanya factor output yang digunakan sebagai pendekatan pertumbuhan. Faktor output ini menurut van den Berg (2005) biasanya diukur dalam bentuk gross domestic product (GDP) atau gross national product (GNP). Penggunaan GDP dalam kasus ini dengan pertimbangan bahwa model analisis yang digunakan adalah sebab akibat antara pengeluaran pemerintah dan pertumbuhan ekonomi.
Treadgold (1996) menyatakan bahwa pengeluaran pemerintah mempunyai efek terhadap pertumbuhan GDP di Indonesia. Menurutnya, perubahan-perubahan pada volume rill pengeluaran pemerintah dan perubahan-perubahan pengeluaran pemerintah itu sendiri dipengaruhi oleh perubahan tingkat upah dan harga-harga. Selain itu, perubahan pengeluaran pemerintah tersebut tidak terlepas dari perubahan-perubahan pajak langsung dan pajak tidak langsung. Sebagaimana diketahui bahwa baik pajak langsung maupun pajak langsung sangat ditentukan oleh pendapatan. Dengan kata lain, perubahan pendapatan sebagai akibat dari pertumbuhan ekonomi mempunyai pengaruh terhadap pengeluaran pemerintah dan pengeluaran pemerintah berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi.
3.2.1 Tahapan Perkembangan Ekonomi.
Rostow Membagi pertumbuhan ekonomi menjadi beberapa tahap antara lain :
a. Masyarakat tradional (The Traditional Society) adalah kehidupan masyarakat dimana masih sangat sederhana, cara-cara produksi mengunakan peralatan tradisional secara turun temurun artinya dimana masyarakat sama sekali belum mengenal teknologi dan masih terikat dengan adat istiadat serta tingkat kemampuan menghasilkan produktivitas masih sangat rendah.
b. Persyaratan untuk lepas landas(Pre Condition For Take of ).
Rostow menyatakan bahwa pada masa ini masyarakat mulai sadar terhadap pentingnya pembahuan, mereka mulai mengenal teknologi, menerima inovasi-inovasi baru, melakukan perubahan cara produksi, akibatnya perekonomi mulai bergeser dari sector agraris menjadi sector industry dan perdagangan. Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi yang terjadi mulai menampakkan perubahan-perubahan yang berarti. (masih Transisi).
c. Lepas landas (Take Off).
Pada tahap ini perekonomian menunjukkan pertumbuhan yang cepat , ditandai dengan penemuan-penemuan cara baru didalam berproduksi. Munculnya investasi baru yang ditandai dengan peningkatan penanaman modal di sektor idustri yamg berkisar antara 5% sampai 10% dari pendapatan nasional netto.
d. Perekonomian yang matang / dewasa ( Maturity Of Co nsumption)
Pada masa ini masyrakat sudah selektif di dalam menggunakan teknologi modern, sehingga pengunaannya berjalan secara efektif dan efisien. Suatu perekonomomian yang mengarah kepada kedewasaan adalah suatu perekonomian yang sudah tidak terpengaruhlagi oleh keadaan atau peristiwa perekonomian yang terjadi di Negara lain.
e. Masa ekonomi konsumsi tinggi ( High Mass Consumption).
Pada masa ini, pola pikir masyrakat sudah cebdrung memikirkan konsumsi. Mereka akan habis memikirkan bagaimana mengalokasikan uang yang berlimpah dari pada memikirkan sumber penghasilannya.( Eend Ahman, Ekonomi Pembangunan Hal: 121).
Fredirich List menyatakan bahwa tahap-tahap pertumbuhan ekonomi yang dialami suatu neagara berdasarkan teknik produksi dan cara-cara masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Tahap-tahap pertumbuhan ekonomi menurut Frederich List bertigkat-tingbkat seperti tangga sehingga teorinya terkenal dengan sebutan “ Stuffen Theorien “ ( Teori Tangga). Adapun tahap-tahap pertumbuhan ekonominya dibagi menjadi empat tahap sebagai berikut:
1. Masa berburu
2. Masa beternak
3. Masa bertani dan kerajinan
4. Masa kerajinan dan industri dan berdagang.
Padangan pendapat para ahli ekonom mengenai pertumbuhan ekonomi sangat berhaluan, relasi pemikiran para pakar ekonom tentang pertumbuhan ekonomi dengan variable penulisan ini adalah dapat menglasifikasikan Timor Leste kedalam tahapan perekonomian dan memprediksikan perekonomian timor leste kedepang.

BAB III
METEDEOLOGI PENELITIAN

3.1 Idetifikasi Variable
X1 : Variabel independen (X) adalah penggunaan pendapatan migas
Y : Variabel dependen (y) adalah tingkat pertumbuhan ekonomi.

3.2 Definisih Operasional Variabel
 Penggunaan pendapatan migas adalah jumlah atau besarnya dana yang diambil dari tabungan Petrolium Fund oleh pemerintah sebagai dana penunjan APBN demi tercapainya cita-cita bangsa dan negara.
 Pertumbuhan ekonomi adalah suatu kondisi atau fenomena ekonomi dimana terjadinya suatu proses perkembangan yang bersifat kesinambungan dengan melibatkan banyak indikator ekonomi.

3.1 Deskripsi Paradigma Penelitian
Deskripsi ini diajukan untuk mengetahui pengaruh maupun hubungan variabel terikat dengan variabel bebas, khususnya dalam penulisan ini adalah mendeskripsikan pengunaan pendapatan Petrolium Fund terhadap pertumbuhan ekonomi ekonomi, atau secara rincinya mengambarkan hubungan variabel pengunaan pendapatan migas dengan variabel pertumbuhan ekonomi,. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada diagram di bawah ini :
Gambar 4.0
Design Variabel X dan Y


Keterangan :
= Variabel bebas (variabel penggunaan pendapatan Migas)
= Variabel terikat (Variabel pertumbuhan ekonomi)
= Hipotesis untuk pengujian indikator variabel X terhadap

3.2 Jenis Dan Sumber Data
3.4.1 Jenis data.
a. Data kualitatif adalah suatu jenis data yang digunakan peneliti dalam menganalisis data-data kualitatif yang ada.
b. Data kuantitatif adalah merupakan suatu jenis yang digunakan oleh peneliti dalam menguji dan menganalisis dengan menggunakan data-data statistik sebagai sebagai landasan dalam pembahasan dan penarikan kesimpulan.
3.4.2 Sumber Data
a. Data primer
mengunakan data primer yang diperoleh langsung dari obyek penelitian melalui observasi dan documenter yang diperoleh peneliti dilapangan.
b. Data sekunder
Sumber data yang digunakan dalam panulisan karya ilmiah ini adalah model data secunder dimana penulis akan menganilis dengan mengunakan data-data yang telah tersedia di lokasi penelitian atau yang telah di sediakan langsung dilokasi penelitian.

3.3 Prosedur Penentuan Populasi dan Sampel
a) Populasi adalah keseluruhan dari semua obyek atau individu yang memiliki karakteristik dalam obyek penelitian.
b) Sampel adalah keseluruhan dari responden yang mewakili populasi dalam suatu obyek penelitian.

3.4 Prosedur Pengumpulan Data.
Dalam penelitian ini, prosedur pengumpulan data dapat dilakukan dalam beberapa tahapan yang penulis gunakan sebagai berikut :
observasi yaitu penelitian yang dilakukan melalui pengamatan langsung atas keadaan-keadaan di lokasi penelitian.
1. interview (Wawancara) yaitu melakukan komunikasi langsung dengan responden mengenai masalah yang akan diidentifikasi.
2. Documenter (pustaka) yaitu memberikan daftar pertanyaan kepada para responden.
3.2.5. Teknik Analisis Data
Untuk menjawab tujuan penelitian yaitu mengetahui tingkat penggunaan dana petrolium fund pada APBN dan menganalisis hasil pertumbuhan ekonomi yang terjadi maka penulis menggunakan analisis Deskriptif, cara penyajian datanya dapat dilihat dengan tabel dan diagram batang dengan mendeskripsikannya dalam bentuk persentasi, Selanjutnya untuk mengetahui tujuan mengetahui Pengaruh penggunaan dana petroleum fund terhadap pertumbuhan ekonomi peneliti menggunakan analisis Verifikatif yaitu sebagai berikut :
a. Analisis Regresi Linear Sederhana
Analisis regresi linear sederhana adalah bentuk pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat yang dinyatakan dengan persamaan matematis. Dalam hal ini yang menjadi variabel bebas adalah dana petroleum fund sedangkan variabel terikat adalah tingkat pertumbuhan ekonomi. Bentuk umum dari persamaan regresi digunakan lambang Y yang menyatakan variabel terikat dan lambang X yang menyatakan variabel bebas, yang dapat dirumuskan sebagai berikut:
Y = a + bX
Dimana:
Y = pertumbuhan ekonomi
a = Suatu bilangan konstanta yang merupakan nilai Y apabila X = 0
b = Koefisien regresi untuk X
X = dana petolium fund
Untuk mendapatkan nilai a dan b digunakan rumus sebagai berikut :


Dimana:
n = Jumlah data sampel
b. Analisa koefisien korelasi
Untuk mengetahui hubungan antara dana petroleum fund (Variabel x) dengan tingkat tingkat pertumbuhan ekonomi (Variabel y) digunakan koefisien korelasi person dengan rumus :
n ∑ XY - ∑ X ∑ Y
r =
√{n ∑ X2 – ( ∑X)2 }{ ∑Y2 – (∑Y)2 }

Dimana : r = Koefisien korelasi
n = Jumlah data
X = Nilai pengunaan dana petroleum pada APBN
Y = Nilai Tingkat pertumbuhan ekonomi
Besarnya koefisien korelasi -1 ≤ r ≤ 1
Apabila (-) ; Berarti terdapat hubungan negatif
Apabila (+) ; Berarti terdapat hubungan positif
Interprestasi dari nilai koefisien korelasi adalah :
c. Apabila r = 0, atu mendekati 0, Maka hubungan kedua variabel sangat lemah atau tidak ada hubungan sama sekali.
d. Apabila r = 1, Maka hubungan kedua variabel kuat sekali atau cukup dan mempunyai hubungan searah (jika X naik, Maka Y naik).
e. Apabila r = -1 atau mendekati -1, maka hubungan kedua variabel kuat sekali atau cukup dan mempunyai hubungan yang berbalikan (jika X naik, maka Y turun dan sebaliknya).
c. Analisis Koefisien Determinasi
Untuk mengetahui besarnya presentase varibel pengunaan dana petroleum terhadap pertumbuhan ekonomi, digunakan rumus koefisien determinasi sebagai berikut :
Kd = r² x 100%
Dimana:
Kd = Koefisien Determinasi
r = Koefisien Korelasi
d. Uji Hipotesis
Digunakan untuk mengetahui hubungan antara kedua variabel terdapat hubungan yang erat atau saling berperan, antara variabel x “dana petroleum fund” dan variabel y “pertumbuhan ekonomi”.maka dilakukan uji hipotes, dengan menggunakan hipotesis nol, dimana :
H0 : r ≤ = 0, artinya tidak terdapat pengaruh antara penggunaan petroleum fund terhadap pertumbuhan ekonomi.
H1 : r> = 0, artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara penggunaan petroleum fund terhadap pertumbuhan ekonomi.
Untuk menguji hipotesis yang penulis kemukakan, Maka rumus uji signifikasi korelasi adalah sebagai berikut :
Dimana:
t = Nilai signifikasi atau nilai t hitung
r = Koefisien korelasi
n =Jumlah atau objek (responden) yang diamati dengan tingkat keyakinan 95% pada tingkat signifikasi 5% dan derajat kebebasan n-2.
Selanjutnya digunakan tabel distribusi “t” pada derajat kebebasan (dk)= n-2. untuk mengetahui ditolak atau tidaknya, dinyatakan dengan kriteria sebagai berikut :
Jika t hitung > t table 0,05 (dk = n-2), maka H0 =ditolak, H1 diterima
Jika t hitung < t table 0,05 (dk = n-2), maka H0= diterima, H1 ditolak
Dimana :
1. Dengan tingkat signifikasi (ά) = 0,05
2. Derajat kebebasan (dk) = n-2
Dalam gambar ini akan terlihat daerah penerimaan dan daerah penolakan hipotesis H0 & H1.



Gambar 3.1
Daerah Penerimaa dan penolakan Ho dan H1



BAB IV
ANALISIS DAN HASIL INTERPRETASI
4.1 Hasil.
Pengumpulan dan pengolahan Data yang digunakan adalah data time series yang merupakan data tahunan yang dimulai dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2008 penelitian mengenai pengaruh penggunaan dana petroleum terhadap pertumbuhan ekonomi data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang diambil dari jumlah PDRB, data ini mewakili data pembangunan ekonomi dan data penggunaan dana petroleum pada APBN digunakan sebagai data variabel penggunaan dana pendapatan fundu petrolium.
4.1.1 Observasi data penguaan migas pada APBN
a. Estimasi pendapatan Petrolium Fund dari item Petrolium Fund


Sumber: ministerio planu e Finanças
Seperti yang diketahui penerimaan negara diperoleh dari 4 sector yang berbeda salah satunya merupakan penerimaan sektor migas. Hingga pada tahun 2009 sumbangan besar pada penerimaan negara diperoleh dari proyek migas di laut Timor, dari tabel estimasi pemerintah pada revenue petroleum dapat dijelaskan bahwa untuk estimasi 4 tahun dari tahun 2007 sampai tahun 2011 total Revenue petroleum sebesar 6,740.6. penjumlahan revenue Petrolium dilakukan dengan semua indicator yang terdapat pada pengolahan laut Timor.
b. Data Total Pendapatan Negara.




Sumber: ministerio planu e Finanças
Tabel diatas merupakan estimasi total pemasukan negara untuk 4 tahun kedepang yaitu 2007 sampai dengan tahun 2011 dari sektor–sektor pendapatan negara, dari total estimasi pemasukan negara untuk empat tahun tersebut sektor petroleum revenue mencapai US$ 6,740.6 (m) atau merupakan nilai terbesar dari semua total penerimaan Negara.
4.1.2 Observasi data pembangunan Ekonomi
a. Data GDP Percapita Timor Leste.
Year GDP - per capita (PPP) Rank Percent Change Date of Information
2003 $500 230 2001 est.
2004 $500 230 0.00 % 2001 est.
2005 $400 230 -20.00 % 2004 est.
2006 $800 221 100.00 % 2005 est.
2007 $800 221 0.00 % 2005 est.
Sumber: CIA World Factbook(www.cia.gov/cia/publication)
Dari tabel diatas menunjukan bahwa pendapatan domestik kotor meningkat pada tahun 2006 dan 2007 hal ini disebabkan oleh peningkatan pendapatan negara dan alokasi pendapatan negara pada Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) dari tahun 2006 – 2007, tebel diatas juga menunjukan perubahan ekonomi Timor Leste .
b. Observasi data GDP Timor Leste (Purchasing Power Parity).
Year GDP (purchasing power parity) Rank Percent Change Date of Information
2003 $440,000,000 207 2001 est.
2004 $440,000,000 208 0.00 % 2001 est.
2005 $370,000,000 210 -15.91 % 2004 est.
2006 $370,000,000 210 0.00 % 2004 est.
2007 $370,000,000 206 0.00 % 2004 est.
Sumber: CIA World Factbook(www.cia.gov/cia/publication)
Dari table data GDP menurut Purchasing Power Parity diatas menunjukan bahwa perubahan persentase terjadi pada tahun 2005 dimana adanya penurunan hal ini disebabkan oleh perubahan ekonomi yang terjadi pada tahun ini dimana pemerintah berhasil menurunkan tingkat kemiskinan dan pengangguran melalui planning program pemerintah pemberantasan kemiskinan (Luta Kontra Pobresa)

4.2 PEMBAHASAN
Dari data - data sekunder yang di kumpulkan peneliti melalui situs resmi pemerintah dan diolah dengan Statistical Product And Service Solution (SPSS 12.0), dimana tingkat GDP tiap tahun mewakili data pembangunan ekonomi dan data jumlah besarnya pengunaan dana FP mewakili data X , Dari pengolahan data yang dilakukan oleh alat bantu statistik yaitu statistical product and service solution (SPSS 12.0) diperoleh nilai nilai sebagai berikut:
Coefficients(a)
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 283586823.590 307095033.272 .923 .424
X 5.384 1.076 .945 5.004 .015
a Dependent Variable: Y

4.2.1 Analisi Korelasi Serhana
Dari out put nilai koefisien regresi kuadrat terkecil yang dihasilkan oleh SPSS 12.0 dapat dijabarkan dalam parameter fungsi regresi liner sederhana yaitu sebagai berikut:
Y=283586823.590 + 5.384X
Dari model regresi diatas dapat dijelaskan bahwa sebelum adanya penambahan dana petroleum pada dana APBN maka tingkat pertumbuhan ekonomi bernilai konstan sebesar 283586823.590 dan jika dana tersebut ditambah satu juta unit maka pertumbuhan nilai ekonomi akan meningkat sebesar 5.384.

4.2.2 Koefisien Determinasi
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .945(a) .893 .857 508605104.43766
a Predictors: (Constant), X
Nilai hubungan antara variabel adalah 0.945, hal ini menunjukan bahwa kedua variabel ini memmpunyai hubungan yang erat dimana nilai hubungan ini mendekati nilai 1. Disamping itu nilai kontribusi dari variabel pengunaan dana APBN atau r2 adalah 0,857 kontribusi dari pengunaan dana Petrolium Fund pada Dana APBN terhadap pembangunan ekonomi sangat besat yaitu sebesar 85,7% dimana sisanya dipengaruhi oleh indicator lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini.

4.2.3 Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan melihat Hasil analisi untuk thitung dan konsultasikan dengan ttabel .dimana nilai analisis untuk thitung adalah sebesar 5,004 dan tttabel adalah 2,7765 hal ini menunjukan bahwa nilai thitung lebih besar dari t tabel (thitung> t tabel) dengan tingkat kepercayaan sebesar 95%. Hasil pengujian hipotesis ini mengambarkan bahwa pengunaan dana petroleum pada APBN berpengaruh signifikan terhadap pembangunaan ekonomi Timor Leste atau hasil penelitiaan ini menerima pengajuaan hipotesis H¬o dan menolak hipotesis alternatif yang ada Ha. penjelasan dari pengujiaan hipotesis ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar ..
Pengujian hipotesis






BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari pembahasan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa:
Sebelum adanya penambahan Petrolium Fund pada dana APBN nilai kostan dari pembagunaan ekonomi adalah sebesar 283586823.590, dan akan meningkat sebesar 5.384 juta jika adanya penambahan satu juta unit pada petrolim fund pada APBN, kontribusi dari petrolium fund pada pembangunan sebesar 89,3% sedangkan hubungan dari pengunaan pertrolim fund dengan pembangunan adalah 0,945 hal ini menunjukan bahwa tingkat hubungan kedua masalah ini sangat besar karena mendekati nilai nilai 1.
Disamping itu pengajuaan hipotesis dalam penelitian ini diterima dengan pengujian hipotesis dimana pengujian hipotesis ini dilakukan dengan melihat nilai thitung yang sebesar dengan ttabel 2,7765 dibendingkan dengan t tabel yang bernilai 2,7765 dengan tingkat kepercayaan 95% dan standar error yang digunakan adalah 0.5% menunjukan bahwa thitung>dari ttabel dan ini dapat disimpulkan bahwa pengajuan hipotesis H0 diterima karena penggunaan dana petroleum berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi negara.
5.2 saran
Dari hasil pembahasan mengenai masalah pengunaan dana petrolim pada APBN terhadap pertumbuhan ekonomi diatas telah dijelaskan bahwa hal ini adanya pengaruh yang signifikan dari kedua inidikator masalah jadi penulis menyarangkan kepada:
1. Bagi pemerintah sebagai aktor penguna dana petroleum dalam program pembangunan Negara melalui dana APBN seharusnya telah memiliki suatu badan atau instansi yang berperang dalam melakukan planning perencanaan dan sebagai information center pembangunan nasional maupun daerah agar alokasi dana petrolium yang ditransfer kedana APBN sebagai dana pembangunan tetap berjalan sesuai dengan hukum perminyakan timor leste.
2. Bagi universitas, dimana Universitas sebagai tempat mencetak kaum akademis yang intelek di sarangkan agar dapat meningkatkan kualitas mahasiswa melalui segala upaya agar kaum akademis dapat merespon kekurangan Sumber Daya Manusia dimasa depang.
3. Disarangkan juga bagi mahasiswa seperjuangan sebagai kaum control social mempunyai peranan besar dalam mengkontrol dana pembangunan demi tercapainya proses pembangunan ekonomi yang kesinambunagan dan bebas dari penyalahgunaan yang dilakukan oleh oknum yang tidak bertanggun jawab.